Sudah bukan rahasia umum jika usia seseorang semakin bertambah maka kepandaiannya pun semakin berkurang atau dengan kata lain manusia akan semakin bodoh ketika beranjak tua. Bahkan sebuah studi yang dipublikasikan dalam jurnal Trends in Genetics memaparkan bahwa manusia telah kehilangan kepandaian yang mereka miliki ketika masih menjadi manusia gua yang menggunakan gigi harimau yang telah diasah sebagai senjata.
Tapi sebenarnya kondisi ini masih bisa diperlambat dengan sejumlah cara seperti olahraga atau terus mengasah otak dengan membaca atau main teka-teki silang. Selain itu, hindari juga 5 Hal Yang Menyebabkan Kecerdasan Otak Menurun seperti halnya dilansir dari foxnews, Kamis (29/11/2012) berikut ini.
1. Menyalahgunakan Google
Anda ingat pernah makan di sebuah restoran terkenal di sebuah kota yang dulu pernah Anda kunjungi. Tapi karena saking malasnya, Anda enggan untuk menggunakan otak untuk mengingat-ingat nama restoran itu, lalu memanfaatkan Google untuk mencari tahu namanya.
Menurut sebuah studi pada tahun 2011 dari Columbia University, pada dasarnya memiliki mesin pencari online yang bisa digunakan kapanpun membuat Anda super nyaman tapi yang sering diabaikan adalah Anda juga bakal jadi super pelupa. Ketika Anda konstan memakai Google untuk mencari tahu tentang segala hal, sebenarnya Anda tidak membantu diri Anda sendiri untuk mengingat-ingat sesuatu.
Lebih baik ketika Anda ingin mengingat-ingat sesuatu, ulangi dan teriakkan informasi itu hingga beberapa kali dengan suara yang keras. Mungkin Anda akan terdengar gila tapi latihan seperti ini adalah salah satu trik terbaik untuk menjaga kesehatan daya ingat Anda.
2. Ke mana-mana naik mobil
Meski manusia gua tidak melakukan latihan kardio tapi kemanapun ia pergi, manusia gua harus menempuh ribuan mil dan itu dilakukannya hanya dengan berjalan kaki. Berbeda dengan manusia modern yang kemana-mana menaiki kendaraan seperti mobil. Masalahnya rendahnya tingkat kebugaran seseorang itu jauh lebih menyakitkan daripada sekadar sakit fisik.
Sebuah studi pada tahun 2011 juga menemukan bahwa striatum, bagian otak yang berkaitan dengan fungsi dan kinerja daya ingat pada orang yang bukan atlit ternyata lebih kecil daripada striatum milik pemain bola basket.
Beruntung hal ini masih bisa ditanggulangi dengan melakukan latihan aerobik selama setahun karena berdasarkan hasil studi dari University of Illinois, aktivitas ini dapat menambah ukuran hippocampus orang dewasa sebanyak 2 persen.
Lagipula para pakar percaya jika olahraga dapat menyeimbangkan susunan senyawa kimiawi dalam otak, memperkuat koneksi di dalam otak, termasuk menambah kekuatan otak.
3. Lebih suka makan gorengan daripada salad
Tingkat obesitas manusia ternyata terus meningkat sejak jaman dahulu kala. Saking tingginya hingga sekarang lebih dari dua pertiga orang Amerika telah dinyatakan oleh CDC sebagai kelebihan berat badan.
Padahal otak penderita obesitas harus bekerja lebih keras ketimbang orang dengan berat badan normal agar hasil yang dicapai sama. Hal ini diungkap oleh tim peneliti dari Carnegie Mellon University.
Pasalnya, tekanan darah tinggi dan peradangan yang sama-sama menyerang penderita obesitas akan mengganggu jaringan komunikasi saraf-saraf otak sehingga membuat otak kesulitan untuk menerima berbagai pesan atau informasi yang datang ke otak.
4. Terus terkurung di kantor
Dalam sebuah studi terbaru terhadap 22 orang, tim peneliti memberi partisipan sebuah tes pembuatan keputusan sembari memompa sebuah ruangan hingga dipenuhi karbondioksida. (Kadar normal karbon dioksida di udara itu 600 ppm namun dalam studi ini kadarnya dinaikkan hingga mendekati 2500 ppm).
Dari situ peneliti menemukan bahwa semakin tinggi kadar karbondioksidanya maka tingkat konsentrasi dan kemampuan seseorang untuk membuat strategi malah semakin anjlok. Bisa jadi hal itu karena kelebihan CO2 di dalam darah mengakibatkan berkurangnya oksigen di dalam otak.
Menurut penelitian NASA, sejumlah tumbuhan seperti peace lily dan lady palm terbukti mampu membersihkan udara dari polutan. Kendati begitu pilihan terbaiknya tetap jatuh pada udara segar. Terpapar udara segar 15 menit saja sudah dapat membantu meningkatkan kadar oksigen dalam otak.
5. Sering melakukan perjalanan bisnis ke luar negeri
Perbedaan zona waktu tidak hanya membuat pola tidur seseorang berantakan tapi juga tingkat intelektualitasnya. Hal ini dipastikan oleh tim peneliti dari Cal Berkeley setelah melakukan percobaan untuk mengubah jadwal tidur sejumlah hamster setiap 3 hari sekali dalam kurun waktu sebulan. Pola tidur hamster-hamster ini diubah sama halnya dengan perubahan pola tidur ketika seseorang melakukan perjalanan dari New York ke Paris.
Hasilnya, hamster yang mengalami 'jetlag' terbukti tak sepintar ketika mereka tidak mengalaminya. Secara detail, hamster 'jetlag' ini hanya menghasilkan neuron 50 persen lebih sedikit daripada ketika pola tidur mereka normal-normal saja.
Peneliti pun menduga hal ini disebabkan oleh rendahnya produksi hormon tidur (melatonin) dan naiknya produksi hormon stres (kortisol), termasuk meningkatnya jumlah sel yang mati akibat kurang tidur.